Perayaan ini biasanya digelar setiap hari Minggu pada minggu teakhir bulan Januari. Tahun 2009 ini, masyarakat Motoling merayakannya pada Minggu, 25 Januari 2009. Sepertinya krisis global yang disebut-sebut sedang mengancam dunia, tidak terlalu mempengaruhi masyarakat Motoling. Buktinya, hampir mirip dengan perayaan “Pengucapan Syukur” masing-masing keluarga menyiapkan beragam menu khas Minahasa untuk disajikan kepada tamu yang datang dari luar. Tamu-tamu terdiri dari keluarga atau kenalan yang tinggal di wanua lain.
Menu-menunya meski masih didominasi oleh makanan khas Minahasa, tapi beberapa hidangan import juga telah menghiasi meja makan. Apalagi minuman, selain cap tikus yang masih dekat dengan masyarakat, tapi juga jenis minuman ringan coca cola, atau minuman beralkohol seperti Kasegaran, dan Bir tak ketinggal menambah daftar ragam jenis minuman. Tapi, kebanyakan tamu itu mengincar menu-menu yang khas seperti “Ikang Tikus” atau “Kawok”, “Mujair/Ikan Mas Woku”, “RW”, “Tinoransak”. dan juga kue jenis “Nasi Ja’a”. Menu-menu ini kebanyakan khas dengan rasanya yang menggigit lidah, “pidis”. Cara masaknya, juga khas, yaitu itu dimasak pakai bambu.